MINUMAN TERENAK RECOMMENDED DI PULAU SULAWESI


1. WEDANG SARABA



Wedang saraba adalah nama jenis minuman yang konon katanya berasal dari Makasar. Minunan ini sudah sangat terkenal dan sudanyak tersedia diwilayah Makasar. Minuman saraba biasa disajikan panas atau hangat, terutama ketika anda berkunjung kepantai losari disitu akan banyak terdapat wedang saraba yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh pada saat cuaca sedang dingin. Wedang saraba memiliki rasa yang hampir sama dengan wedang jahe, memiliki rasa yang sedikit pedas dari jahe dan juga memiliki rasa yang segar. Selain jahe, biasanya wedang saraba dipadukan dengan susu kental manis supaya menambah rasa yang nikmat pada saat penyajiannya.


2. ES PISANG IJO LILIT UBI


Es pisang ijo lilit ubi adalah sejenis makanan khas di Sulawesi Selatan, utamanya di kota Makassar yang terbuat dari bahan utama berupa pisang ijo. Pisang ijo berupa pisang yang dibalut dengan adonan tepung yang berwarna hijau dan cara memasaknya dengan mengkukus di sebuah dandang. Tepung berwarna dibuat dari tepung, air, pewarna hijau atau air daun suji dan air daun pandan. es pisang ijo ini biasa menjadi menu mantap pilihan menjelang berbuka puasa.


3. SAGUER




Saguer berasal dari kata ‘air sagu’ karena warnanya yang putih susu seperti sagu. Minuman ini adalah hasil fermentasi air nira dan rasanya manis, agak pahit dan asam. Kadar alkoholnya berkisar 4-5 persen dan ketika masih segar minuman ini akan mengeluarkan busa Saguer sangat lekat dengan tradisi Minahasa. Jadi, jangan heran kalau masyarakat lokal mengakui adanya dewa-dewa minuman alkohol ini. Menurut Jessy Wenas, penulis buku “Sejarah dan Kebudayaan Minahasa”, legenda Minahasa mengenal tiga dewa saguer: Makawiley, Kiri Waerong yang dihubungkan dengan pembuatan gula merah dari saguer yang dimasak, dan Parengkuan yang dihubungkan dengan air saguer.pada abad ke-18, minuman ini mulai diperdagangkan sebagai tambahan penghasilan bagi petani.

Saguer dibuat dengan cara mencampur air nira segar (mentah) yang berasal dari pohon aren dengan air nira yang sudah lama, yang telah berfermentasi dan punya endapan di sebuah ruas bambu dengan ujung saringan yang terbuat dari ijuk kelapa. Semakin bersih ijuknya, maka semakin baik kualitas airnya. Kemudian campuran kedua air tersebut dibiarkan selama beberapa waktu. Pengambilan air ini biasanya dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Aktivitas menyadap pohon aren ini disebut “batifar” oleh masyarakat lokal. Namun, kalau campuran air nira tersebut disuling dengan lama, kadar alkoholnya akan naik. Inilah yang akan menjadi minuman alkohol yang dikenal di pasaran dengan nama Cap Tikus.

No comments:

Post a Comment